Selasa, 02 Juli 2019

Parameter Ilmu


NOTULENSI KAJIAN ONLINE  ITP BANTEN 15 JUNI 2019
TEMA:   PARAMETER ILMU
Oleh : Herlinda
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab علم, masdar dari علم   يعلم  ( dibaca 'alima - ya'lamu ) yang berarti tahu atau mengetahui. Secara bahasa ilmu adalah lawan kata bodoh/jahl. ... ilmu adalah keyakinan yang kuat yang tetap dan sesuai dengan realita. Atau ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal
Adapun hukum menuntut Ilmu itu wajib sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)
Tak ada Kesia-sia dalam melakukan kewajiban yang Allah perintahkan. Karena didalamnya ada kebaikan yang tentunya baik untuk kita dalam menjalakan kehidupan.
Keutamaan-Keutamaan Ilmu Dan Pemilik Ilmu
1.      Ilmu adalah kunci segala kebaikan
Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah perintahkan pada kita. baik perintah yang harus dilakukan maupun larangan. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.
2.      semua dilakukam harus dengan Ilmu
adapun ilmu duniawi. Karena hukum mempelajari ilmu duniawi itu tergantung pada tujuannya. Apabila digunakan dalam kebaikan, maka baik. Dan apabila digunakan dalam keburukan, maka buruk
3.      ilmu Menyebabkan Dimudahkannya Jalan Menuju Surga
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
4.      Ilmu Adalah Warisan Para Nabi
sebagaimana dinyatakan oleh hadits,
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
                                        
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6297).
5.      Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya Walaupun Dia Telah Meninggal
Disebutkan dalam hadits,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
 “Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya” (HR. Muslim).
6.      Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu
 Allah berfirman:         وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha [20] : 114).
7.      Yang Dipahamkan Agama Adalah Orang Yang Dikehendaki Kebaikan
Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).
Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i, tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).
8.      Yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang Berilmu
 Hal ini bisa direnungkan dalam ayat,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
Para ulama berkata,    من كان بالله اعرف كان لله اخوف
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”.
9.      Orang Yang Berilmu Akan Allah Angkat Derajatnya
 Allah Ta’ala berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ..
“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

Hal yang disayangkan ternyata beberapa majelis ilmu sudah tidak memiliki daya magnet yang bisa memikat umat Islam untuk duduk di sana, bersimpuh di hadapan Allah untuk meluangkan waktu mengkaji firman-firman Allah ‘Azza wa Jalla dan hadist nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita lebih senang menyia-nyiakan waktu bersama teman-teman, menghabiskan waktu di instagram, twitter, atau media sosial lain dibandingkan duduk di majelis ilmu. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah karena umat Islam belum mengetahui keutamaan dan keuntungan, mempelajari ilmu agama. Kita belum mengetahui untungnya duduk berjam-jam di majelis ilmu mengkaji ayat-ayat Allah. Kalau kita tidak mengetahuinya, kita tidak akan duduk di majelis ilmu. Karena fitrah manusia memang bertindak sesuai asas keuntungan. Faktanya, kalau kita tidak mengetahui keuntungan atau manfaat suatu hal maka kita tidak akan melakukan hal itu. Begitu juga dengan ibadah. Oleh karena itu, kita harus mengetahui keutamaan dan keuntungan menuntut ilmu














PERTANYAAN-PERTANYAAN
Nama : ewit widia
Asal : pandeglang
Grup : 3
Pertanyaan : afwan ukh ana izin beranya, menimba ilmu itu wajib dan menikah itu sunnah, berarti kita haru mengutamakan menimba ilmu meski umur kita sudah cukupm untuk menikah yah,? Syukron
JAWAB
Memang menimba ilmum adalahmm wajib. Bkn berarti harus mengkorbankan salah sat diantara kebaikan2 yg Allah perintahkan. Semisal antaram menuntut ilmu dan menikah. Mana dulu yg diutamakan ? ada jawaban ttg menikah
"Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)
Menikah itu fitrah manusia. Namanya, ada dlm diri manusia adalah Ghorizah nau' (naluri meneruskan keterununan) yaitu dlm islam dg cara menikah antara laki2 dan perempuan. Fitrah ini tak bs di elakkan/dihindari sudah dr sananya, sprti Nabi Adam dan Hawa. Jd memang ini adalah suatu ibadah sunah krna d lakukan oleh rosulullah dan ada jg dalilnya dlm Alquran.  Ini firman Allah Qs. Ar-rum : 21 (bisa cek sendiri yaa bunyi ayatnya)☺
Nah, soal menuntut ilmu tak ada laranganpun setelah menikah tak boleh menuntut ilmu. Atau sebaliknya sambil menuntut ilmu jg tak apa tlh menyandang gelar menikah. Bahkan, diharuskan kita sbg muslimah utk berilmu, terutama kita sbg ummu warobatulbait/ibu yg sbg madrasah pertama anak nntinya dirumah.
Jika mampu seimbang keduanya, maka sangat istimewa dilakukan. ... nah, jika sdh datang jodoh dan mampu menikah artinya mampu lahir dan batin, maka laksanakan utk menghindari fitnah dan pula adalah ibadah...Yg pasti, menuntut ilmu dr lahir sampai ke liang lahat... artinya tak ada batasan. Namun sebaliknya jika blm mampu utk menikah, maka syar'i utk meuntut ilmu dahulu dan berkarir, tentunya nanti tdk ke-enakan dlm karir dan melupakan ibadah menikah  "Menikah bisa berubah hukum juga menjadi wajib ketika kita sudah tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan membuat kita dekat dg zina..
Jd ga perlu dipilih salah satu, dua duanya dijalankan beriringan aja Ketika pun masih pada hukum asalnya yg sunnah.. Ya dua2nya tetep bisa beriringan." (dikutip dr teh @ratuikachairunnisa)


Nama : Isnaini
Asal : Binuang
Grup : 2
Pertanyaan : Menuntut ilmu kan bisa dari mana saja ukh , & sekarang kan banyak nya para ahli* & perbedaan pendapat , Bagaimana cara (tindakan) yg harus di lakukan agar tidak salah , dg anutan yg memang benar dg syariat Islam . Terimakasih? jazakillah ukh
Jawab
Caranya dg kita belajar kesana kemari...baca, dengar dan mengkaji. Adanya kekeliruan krna kita faqir ilmu.  Allah yg akan tuntun dan tunjukkan kita yg benar stlh kita mau mencari ilmunya☺ tentunya dipondasi dg keimanan dan masuk akal. Bagaimana pondasinya. Ya dekati Allah. Ibadah mahdhoh ya tentunya tak trtinggal. Sprti sholat, puasa, mengaji alquran dsb... dan brdoa agar diberi petunjuk agar d jln yg lurus dlm memutuskan sgla perkara ☺ makanya ngaji yuk #YukNgaji
Tak bs kita memutuskan perkara mana yg baik atau buruk. Benar atau salah, jika tak ada ilmu yg dimiliki Tinggal. Lihat saja sesuai dg quran dan sunnah ga.. Standar kita kan quran sunnah. Klo apa yang dia sampaikan sesuai quran dan sunnah. Ambil. Jika ternyata tanpa dalil yg kuat tinggalkan. Akal kita bisa berpikir.
Nama : Aulia Putri
Grup : 1
Pertanyaan :  Saya ingin bertanya, bagaimana caranya agar ilmu itu bisa bermanfaat bagi kita dan bisa menerapkannya,, karena skrng2 bnyk yg bljar di skolah2 itu cm ngedengerinm masuk kuping kanan kluar kuping kiri gtu..saya minta tipsnya ukh..?
Jawab
Tentunya agar ilmu itu bisa bermanfaat dan bs diterapkan. Maka, jelas hrsn ada keberkahan yg hrs kita peroleh dlm menuntut ilmu. Yaitu dg cara :
1. Luruskan niat, bhwa menuntut ilmu adlh wajib
2. Mencari ilmu harus dg adab . Seperti membaca doa sblm dan sesudah belajar. Dimulai dr baca isti'adhah (a'udzubillahiminasyaitonnirojiim) dan baca doa bljr (robbijidni 'ilman warzuqni fahman). Diusahakan kita dlm keadaan suci/berwudhu ya. atau klo bljr d sekolah mulai pagi bisa sholat dhuha dahulu sblm masuk kelas (*tnpa telat kelas ya)☺
4. Adab pd guru sangat diperhatikan. sebab keberkahan ilmu yg kita peroleh itu slh satunya krna ridho guru kita
4. Langsung diamalkan. dan pegang prinsip "sebaik2nya org adlh yg brmanfaat utk org lain". Bisa kita diskusi dg tmn kita ttg ilmu pljaran yg tlh d bahas. Diskusi jd slh satu cara utk kita ingat dg pelajaran/ilmu. Mengamalkan ke org lain itu tak mesti kita hrs bisa banget dahulu, bs sambilan.. krna d situlah kita belajar agar lbh bisa. ktika kita bs berbagi ilmu pd org lain, maka sdh dikatakan ilmu itu sdh brmanfaat bagi kita. Dan tentunya tak akan brkurang ilmu yg kita miliki melainkan sebaliknya. ☺
Nama : siti maskanah
Asal : link.kubil bhayangkara
Grup : 02
Pertanyaan : gimana ya cara ngasih saran untuk teman yang kuliah tujuannya agar tidak di pandang sebelah mata dan dia lebih mengutamakan ilmu kuliah di banding hafalan al- qur'an..
Ya memang semestinya, dim lembaga pendidikan trmasuk kuliah harus tetap dlm syariat islam artinya tdk mengenyampingkan ilmu agama bhkan sampai melupakan alquran yg jelas2 pedoman hidupnya. Hm inilah dunia sekarang 😌 kecintaan manusia pada dunia sungguh luar biasa pdhal hanya sementara-
Jangan bosan utk berikan saran ya ukh pd tmnnya, kalimat yg sama trulang2 tak masalah diungkapkan... jgn jauhi ia, berikan contoh jg pdnya. bs diberikan pemahaman bahwa hidup kita hnya milik Allah, akan kmbli pd Allah. 7an hidup d dunia beribadah kpd Allah (Qs. Azzariyat : 56) artinya pedoman hidup ya alquran, amalkan isinya. sgt bagus jika hafal. matakuliah bkn yg akan d tanya d akhirat kelak. Namun, mmpelajarinya adalah utk dunia. Boleh dan tdk dilarang utk mmbuka gerbang dunia... tapi harus punya kuncinya yaitu Alquran😊
"Jika kamu ingin dunia maka Allah akan kasih" tapi jika kamu inginkan akhirat maka Allah akan kasih dunia dan akhirat".

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda