*Tegar Berkata yang Benar*
Oleh : Yulistriani
Akhwatifillah, Di zaman seperti saat ini berkata benar begitu sulit dan penuh tantangan, karena berkata benar saat ini harus siap untuk di hina, di cerca, di maki hingga di persekusi.
Berbicara kebenaran saat ini begitu mahal harganya, karena hanya orang orang yang mempunyai predikat "pemberani" yang mampu untuk berkata benar.
Padahal, kita semua wajib untuk berbicara tentang kebenaran, karena jika kita diam maka kemaksiatan akan terus merajai dunia, banyaknya kejahatan bukan karena banyaknya orang jahat namun karena diam nya orang orang baik,
Mengapa orang orang baik kini lebih nyaman diam daripada berbicara lantang suarakan kebenaran ?? Karena dunia lebih silau daripada surga, karena kini banyak para ulama yang seharusnya berbicara kebenaran, mencerdaskan umat dengan Islam, justru malah menjerumuskan umat pada kesesatan.
Kini kita hidup di akhir zaman, dimana jumlah umat Islam begitu banyak,namun bagai buih di lautan, umat Islam begitu banyak ,namun sedikit sekali yang berani tuk ungkapkan kebenaran, karena kini penyakit Wahn telah menggerogoti hampir seluruh tubuh umat Islam
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278,shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud).
🌼Pertanyaan :
Assalamu'alaikum teteh ijin bertanya..
Bagaimana caranya kita menahan untuk tidak berbicara, karna kita itu kesal gtu sama orang atw karna kita ingin membela orang..
Syukron teteh 😇
Wassalamualaikum
Jawab :
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuhu,
Menahan berbicara memang gampang gampang susah, apalagi saat hati kita penuh dengan emosi, rasanya semua kata ingin diluapkan, ingin agar semua orang tau apa yang sedang kita rasakan, namun berbicara pun ada adabnya, apalagi ketika hati kita sedang diliputi kemarahan atau kekesalan, fikiran kita sedang tak rasional, maka sebaiknya kita diam, nah diam ini yang bikin sulit, caranya, istighfar, cobalah duduk, atau berbaring,namun jika hati kita masih kesal dan setiap kata yang keluar berpotensi merusak suasana bahkan hubungan kekerabatan, cobalah berwudhu. Karna dengan berwudhu insyaallah amarah dan kesal hilang, terkait membela orang , harus kita perhatikan apa yang kita bela, orangnya kah atau konten pembahasan yang menimbulkan pembelaan, kalau yang di bela itu memang benar, atau tentang kebenaran, justru kita wajib tuk bersuara, kalau yang di bela itu salah dan melanggar aturan, baiknya kita diam dan nasihati.
🌼pertanyaan :
bagaimana sikap kita trhadap orangtua yg melakukan kesalahan dan bgaimana cara kita mnyampaikan tntang kebenaran tnpa mngguruii orangtua kita trhadapp orangtua kita yg salah?
Jawab :
Berbicara dengan orangtua memang mempunyai tantangan tersendiri, terkadang kita lebih memilih diam daripada menyampaikan kebenaran, padahal kita tau apa yang orang tua kita lakukan itu salah, mungkin cara yang tepat untuk mengingat kan orang tua kita yang sedang melakukan kesalahan adalah dengan mengajak nya berdiskusi, berbicara perlahan , jadilah diri kita sendiri sebagai seorang anak, sejatinya kita lah yang tau karakter orang tua kita seperti apa, cari suasana senyaman mungkin untuk berdiskusi dengan orang tua, seperti saat suasana santai dll, barulah kita ingatkan dengan orangtua kita, misal " pak Bu, kemarin saya ikut pengajian,kata ustad ya begini begini, (singgung ttg kesalahan nya) namun tetap berusaha menampakkan wajah juga ekspresi yang tak menggurui, intinya cari momentum yang tepat untuk kita berbicara dengan orangtua. Wallahu alam,
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda