Rabu, 27 November 2019

Dengan Qana'ah Hidup Tiada Susah

Qanaah ialah sikap rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang didapat serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan yang berlebih-lebihan. Qanaah muncul dalam kehidupan seseorang berupa sikap rela menerima keputusan Allah Swt. yang berlaku bagi dirinya. Sikap ini muncul bukan dari sikap pasif menunggu tanpa berbuat yang terbaik. 

Sikap ini muncul dari keyakinan yang kuat kepada Allah Swt. setelah berusaha sebaik mungkin. Orang yang memiliki sikap qanaah sadar bahwa untuk mencapai suatu keinginan, harus dilakukan dengan usaha. Usaha yang dilakukan pun bukan sekadar berusaha tanpa perencanaan dan kesungguhan. Ketika hasil dari usaha tersebut belum sesuai dengan keinginan, orang yang qanaah menerimanya dengan ikhlas, rida, dan lapang dada. Misalnya, ketika menghadapi ulangan kalian telah belajar sungguh-sungguh dan berdoa serta bertawakal kepada Allah Swt. Akan tetapi, hasil ulangan tersebut tidak sesuai dengan keinginan. Kita harus menerimanya dengan ikhlas. 
Sikap qanaah terkait erat dengan sikap syukur kepada Allah Swt. Perbedaannya sikap qanaah lebih menekankan rasa rela menerima ketentuan Allah swt, sementara syukur lebih menekankan rasa terima kasih dan harapan kepada Allah Swt. Kedua sikap ini berjalan beriringan dalam setiap kejadian.
Qonaah adalah menerima segala apapun perintah Allah. Bukan karena apa yang kita nimati tapi karena siapa yang memberi sehingga muncul rasa syukur. Namun kebanyakan manusia merasa   tidak cukup, tidak puas karena yang mereka jadikan sebagai sumber kebahagiaan adalah materi yang mereka nikmati sehingga selalu merasa kurang terhadap apa yang allah berikan.  Sumber kebahagiaan yang mereka jadikan adalah materi sehingga pencapaian dalam materi tak akan ada ujungnya. Ternyata kekayaan, kenyaman hidup dan kemewahan tak menjamin kebahagiaan seseorang, buktinya banyak manusia yang merasa stress padahal ia serba cukup bahkan berlebih dan ujung dari ketidakpuasan, banyak diantara mereka yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. 
Dasar hukum Qanaah seperti yang sudah disebutkan dalam alquran surat Al-Baqoroh ayat 155 yang artinya:
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berrita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Dasar hukum yang ketiga diriwayatkan dari Bukhari-Muslim.

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari-Muslim).

Sifat qonaah yakni merasa cukup terhadap apa apa yang Allah berikan sehingga menggiringnya pada rasa syukur dengan semakin mendekatkan diri pada Allah. Jangan bersedih jika kau tak mendapatkan dunia sebab dunia ini hanyalah setetes  jadi yang tidak kau dapatkan itu hanyalah setetes dan jangan bahagia jika kau mendapatkan dunia sebab yang kau dapatkan hanyalah setets. 
Letakan dunia ditanganmu, sehingga senikmat apapun dunia kamu mudah untuk melepaskannya. Dan letakkan akhirat dihatimu, sehingga bagaimanapun ujiannya ia tetap akan bersifat qonaah dan tetap kuat menghujam meski berbagai cobaan mendera. Ia akan menjadikan dunia tempat singgahnya untuk mencari bekal akhirat dan selalu Allah yang dijadikan tujuan hidupnya. 

Orang yang qana’ah adalah hamba yang beruntung di dunia, lebih-lebih di akhirat. Tidak hasad dan tamak dengan nikmat Allah Taala yang diberikan kepada orang lain akan melahirkan perasaan syukur. Justru dengan qanaah, beban hatinya terasa ringan karena betapa banyak orang yang diuji dengan kelimpahan harta dan segala fasilitas hidup serba mewah, namun tak sedikit di antara mereka tergelincir menjadi orang yang rakus. Bukankah kekayaan atau kebahagiaan hati hanya akan dirasakan seorang mukmin yang merasa puas dan bersyukur dengan segala takdir-Nya, baik dalam keadaan suka maupun duka. Dan berlebih-lebihan dalam memburu dunia akan membuat hatinya gundah lantaran sering kali manusia gagal dalam menggapai fatamorgana. Dengan qanaah, niscaya manusia merasakan manisnya iman dan tak melalaikan akhirat, negeri sesungguhnya yang diimpikan orang-orang beriman.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa yang merasa aman atas keluarganya, sehat badannya, ada sesuatu yang dimakan pada harinya maka seakan-akan dunia menjadi miliknya.” (HR. At Tirmidzi no. 2346)
Sungguh indah apa yang dikatakan oleh Abu Farras al-Hamdani: Kekayaan sejati adalah kekayaan akan diri sendiri. Meski kosong tanpa pangkat dan jabatan. Tiada sesuatu di atas kesederhanaan yang dianggap cukup. Namun, bila kamu berpuas diri, maka semuanya menjadi cukup. (Diwan Abi Farras, hlm. 223)

Manfaat dari sifat Qonaah 
1. Mendapatkan dunia seluruhnya
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346; Ibnu Majah, no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib).

2. Menjadi orang yang beruntung
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah mengaruniakannya sifat qana’ah (merasa puas) dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim, no. 1054).

3- Mudah bersyukur
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Muslim, no. 2963).

4. Menjauhkan diri dari hasad (iri, cemburu pada nikmat orang lain)
Kenapa harus cemburu pada orang kalau kita sendiri sudah merasa cukup dengan nikmat yang Allah beri?
Merasa tidak suka terhadap nikmat yang ada pada orang lain, sudah disebut hasad oleh Ibnu Taimiyyah, walau tidak menginginkan nikmat tersebut hilang. Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang menjadi sasaran hasad.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 10:111). Adapun menurut kebanyakan ulama, hasad adalah menginginkan suatu nikmat orang lain itu hilang. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 17:269)


5- Mengatasi berbagai problema hidup seperti berutang
Karena kalau seseorang memiliki sifat qana’ah, ia akan menjadikan kebutuhan hidupnya sesuai standar kemampuan, tak perlu lagi baginya menambah utangan.

Ingatlah, orang yang memiliki sifat qana’ah sungguh terpuji. Makanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minta dalam doa beliau sifat qana’ah (selalu merasa cukup) seperti dalam doa berikut,

اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

“Ya Allah, aku meminta kepada-Mu petunjuk (dalam ilmu dan amal), ketakwaan, sifat ‘afaf (menjaga diri dari hal yang haram), dan sifat ghina’ (hati yang selalu merasa cukup atau qana’ah).” (HR. Muslim, no. 2721, dari ‘Abdullah).

S‘Afaf artinya menjaga iffah, menjaga diri dari hal-hal yang tidak baik, termasuk juga menjauhkan diri dari syubhat (hal yang masih samar). Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “’Afaf adalah menahan diri dari yang haram, juga menjauhkan dari hal-hal yang menjatuhkan kehormatan diri. Ulama lain mengungkapkan ‘iffah (sama dengan ‘afaf) adalah menahan diri dari yang tidak halal.” (Syarh Shahih Muslim, 12: 94)

Hikmah sifat qana’ah:
1) Hidupnya akan merasa lebih tenang serta tentram.
2) Mampu menumbuhkan sikap optimis pada setiap usaha yang dilakukannya.
3) Tak mudah putus asa.
4) Bisa menjauhkan diri dari sikap iri.
5) Akan selalu bersyukur pada Allah Swt.

Kiat kiat menumbuhkan sifat Qonaah dalam diri
  1. Ketika kita dilahirkan di dunia yakinlah bahwa kita diciptakan Allah sehingga apapun yg terjadi diluar kuasa kita alias sudah qodho Allah terimalah dengan syukur.
  2. Jangan apa apa dibawa susah, apa apa dimau, apa apa liat standarnya materi dan penilaian orang lain. Jika demikian yg ada hidup yg sudah serba sulit akan semakin terjepit dan stres akan menjadi hal yg biasa.
  3. Jadikan standar kebahagian kita adalah ridho Allah. Sehingga dalam hidup senang, susah, tak mampu, kaya raya kita tetap menjadi tentram dan bahagia. 
  4. Sebab hakikatnya semua milik Allah dan akan kembali pada Allah. Maka lakukan dengan sepenuhnya yg kita mampu untuk mendapatkan ridho Allah.

Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan : apakah kita harus punya sifat qonaah dan mengapa kita harus memiliki sifat tersebut?
Jawaban : 
Qanaah adalah sumber kebahagiaan. Oleh karena itu, Imam asy-Syafi’i rahimahullah tentang qanaah:

إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَنُوْعٍ ….. فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُّنْيَا سَوَاءُ

Jika engkau memiliki hati yang selalu qona’ah …maka sesungguhnya engkau sama seperti raja dunia
Sifat qonaah wajib untuk dimiliki setiap muslim, sebab kunci kebahagiaan hidup didunia adalah saat kita mendapatkan ridho Allah. Qonaah sendiri artinya rela menerima dengan ikhlas setiap apa yang telah ditakdirkan Allah pada kita. Takdir disini adalah sudah menjadi ketetapan Allah dan tidak ada hisab atasnya. Naah, kalau kita tidak memiliki sifat qonaah artinya nanti kita akan terlalu banyak protes dengan apa yg sudah ditakdirkan sehingga ujungnya kita akan merasa sempit, putus asa, stress lalu menjauh dari Allah dan yang paling rugi adalah saat kelak kita kembali pada Allah kita dalam keadaan yang tidak diridhoi Allah dan sudah jelas kita akan kembali kemana. Dengan qonaah hidup terasa lebih mudah karena berfikir hidup adalah tempat singgah, seindah indahnya dunia iyh kita Cuma singgah saja dan itu Cuma sekejap. Wallahualam

2. Pertanyaan :Bagaimana cara membantu teman agar bisa mempunyai sifat tersebut Kak?
Jawaban :
1. Yang pertama adalah ajakin buat ngaji, karena dari pemahaman yang shohih akan menuntun pada perbuatan yang lurus. Kita berbuat pasti berdasarkan informasi yang kita tahu atau kita peroleh. Begitupun dengan iman karena qonaah adalah bagian dari iman yang perlu dicarger dengan ilmu ilmu is;lam yang menyeluruh. 
2. Ajak untuk mensyukuri setiap nikmat dari Allah apapun itu.
3. Ingatkan standar kebahagiaan yang hakiki adalah ridho Allah bukan materi atau penilaian manusia.  
4. Dan syurga atau neraka itu adalah bagian dari yang bisa kita upayakan selama hidup didunia .

3.Pertanyaan :kak bagaimna cara untuk menumbuhkan sifat qonaah dalm diri kita sendiri dan  jga agar  bisa istiqomah dlm diri kita.
Jawaban :
Tips jitu agar qonaah ada dalam diri adalah dengan mengingat mati. Karena sebaik baik nasehat adalah mengingat kematian. 
Kita dari Allah, hidup untuk ibadah dan akan kembali pada Allah untuk mempertanggungjawabkan hidup kita didunia. Lantas dengan ini kita akan senantiasa merasa ridho rela hidup kita sepenuhnya untuk Allah karena itupun nantinya untuk kita sendiri yakni Syurganya Allah yang kita nanti. 

 Ketika  standarnya sudah Allah mau berbuat maksiat itu kita akan mikir 1000 kali hingga ditempat tersembunyipun tidak ada celah sebab allah senantiasa mengawasi kita. 
Maka dengan itu kita akan mudah istiqomah dalam qonaah dan perintah Allah seluruhnya.

Kamis, 14 November 2019

Back To "Muslimah Identity"




Tema malam ini adalah tentang _Back to Muslimah Identity_, yakni kembali ke identitas seorang muslimah. Sebenarnya tema ini mengundang satu tanya, mengapa harus kembali? Apakah muslimah saat ini sudah keluar dari jalur identitasnya?

Baik, kita jawab pertanyaan di atas.
Pertama, saya akan mengajak temen2 semua untuk merenungi sematan nama muslimah pada diri kita. Kita akan melihat jati diri kita sebagai seorang perempuan yang beriman pada Allah.
Manusia, baik perempuan ataupun lelaki, yang memiliki akal, dia akan mencari tahu hakikat dari kehidupan ini. Pernahkah temen2 berpikir, kenapa aku harus perempuan?
Kenapa jenis kelamin hanya ada lelaki dan perempuan? 
Kenapa keduanya diciptakan berbeda dilihat dari fisik?
Apakah ini menandakan ada tugas kehidupan berbeda juga?

Pernahkah terpikir? Maka kita sebagai manusia yang berakal, jelas wajib menguraikan jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan2 di atas.

Alamiahnya, di dunia ini tak ada satu benda yang lahir dengan sendirinya, mewujud tanpa proses penciptaan, hadir tanpa ada yang menciptakan. Laptop, handphone dll tak mungkin ada di dunia jika tidak ada yg menciptakannya. Maka bila semua benda di dunia ini adalah hasil dari penciptaan, tentu manusia dan alam semesta juga memiliki sang pencipta.

Ini namanya mencari Tuhan dengan cara berpikir. Tujuannya agar keimanan itu memang lahir dari hati dan dibenarkan oleh hati hingga mengakar kuat tak tergoyahkan oleh apapun. Selanjutnya, Tuhan yang mana yang menciptakan manusia dan alam semesta? Apakah Tuhan2 yang mewujud di dunia seperti patung, dan sesembahan lainnya, ataukah bukan?

Bila kita cermati, sesembahan yang mewujud di dunia terlihat oleh mata manusia, bukankah mereka diciptakan oleh manusia? Itu artinya sesembahan itu bukanlah Tuhan, atau interpretasi dari Tuhan. Karena Tuhan sudah pasti tidak diciptakan. Karena Dia bersifat hanya sebagai Sang Pencipta, bukan Sang Pencipta sekaligus Makhluk. Maka memuaskan hati dan akal bila Tuhan itu ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan, kekal, abadi, tidak berawal dan tidak berakhir. Itulah Dia, AL Kholiq (sang Pencipta), yakni Allah subhanahuwwataalaa.
Dan itulah yang menjadi ciri khas bagi seorang muslim. Karena memiliki kehidupan yang khas. Allah wajibkan memakai jilbab (gamis dalam bahasa Indonesia) dan khimar (keurudung) untuk menutup auratnya, maka itulah yang menjadi ciri khas dari seorang muslimah. Allah wajibkan ia menjadi bagian dari penyeru kebaikan dan pelarang kemungkaran, maka itulah yang menjadi karakteristik seorang muslimah.

Kedua, mengapa ada muslim dan muslimah, apakah sama kedudukannya atau berbeda?
Bila kita baca Alquran, dalam surat Al Hujurat ayat 13:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻧَّﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺫَﻛَﺮٍ ﻭَﺃُﻧْﺜَﻰ ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻛُﻢْ ﺷُﻌُﻮﺑًﺎ ﻭَﻗَﺒَﺎﺋِﻞَ ﻟِﺘَﻌَﺎﺭَﻓُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Al-Hujurat: 13)

Jadi, Islam memandang antara lelaki dan perempuan sama derajatnya di sisi Allah, yakni ketakwaan standarnya. Dan perlu diketahui mengapa Allah menciptakan perempuan dan lelaki berbeda dari segi fisik, jawabannya adalah karena Allah memberikan tugas, hak dan kewajiban yang berbeda antara keduanya. Mereka punya jalan masing2, berbeda, untuk mencapai derajat ketakwaan di sisi Allah. Inilah indahnya Islam. Sesuai dengan kodrat manusia. Karena memang Islam adalah panduan original untuk mengatur kehidupan manusia.

Islam Mengatur Perempuan Agar Sesuai Fitrahnya.

Perempuan dalam Islam begitu dimuliakan. Ia tak diberi kewajiban mencari nafkah, yang ada justru dinafkahi. Makanya muslimah hukumnya mubah bekerja, tidak wajib. Perempuan sangat diagungkan, sampai ia ditugaskan sebagai Ibu pendidik dan pengelola Rumah (ummu wa robbatul bayt), Penggerak opini (dakwah) dan intelektual peradaban (ilmuwan).

Itu semua merupakan tugas yang berat, yang hanya mampu diemban oleh para perempuan yang kuat akal dan keimanannya. Dan Islam memberikan peluang untuk para perempuan merealisasikan tugas agung itu.

Dengan digratiskannya pendidikan dalam Islam, membantu para permepuan dan lelaki untuk bebas mencari ilmu, tanpa batas zonasi, tanpa kekurangan fasilitas atau apapun itu. Dan tak pernah luput sedikitpun keilmuan dalam Islam dipisahkan dari ruh keimanan kepada Allah. Semua disediakan dan diatur oleh Negara yang menerapkan system Islam. Sehingga keilmuan para perempuan terjamin dalam balutan keimanan.
Wassalammu'alaikum warrohmatullahi wabarokatuh


Pertanyaan :
1. Bismillah.. MasyaaAllah begitu jelas materi yang disampaikan ustzh🥺 sedikit mau bertanya ustzh dengan konsep "Negara menerapkan system islam" dan penerapan "Demokrasi" perbadaanya bagaimana ya ustzh? Mungkin kita dsnh belum ada yang mengerti.
2. Assalamualaikum ustadzah punten izin bertanya
Bagaimana dengan perempuan yang sudah terlanjur bekerja tapi niat dia untuk membantu meringankan beban kedua orangtuanya? Apakah tetap mubah?

*Jawaban*
1.
Wah, ini pertanyaan yang sebenarnya keluar tema ya, hehe.
sedikit gambaran yang semoga bisa mencerahkan.

Perbedaan system Islam dan Demokrasi.
Perlu disetujui bersama dulu, bahwa Islam bukan hanya sekadar agama, namun juga mewujud sebagai ideology yang melahirkan system kehidupan. Maka pantas bila Islam sering disebut-sebut sebagai way of life, jalan hidup. Karena memang Islam mengatur kehidupan dari mulai bangun tidur sampai perkara mengatur Negara. Coba lihat Alquran, baca lagi, ada berapa banyak ayat yang menunjukan pada perkara kenegaraan. Seperti mengatur ekonomi, perang, hudud, qishosh, dan lain sebagainya.

Jika kita sudah sepakat bahwa Islam adalah jalan hidup. Maka kita akan bandingkan, jalan hidup mana yang lebih baik.
Sebelumnya kita bahas lebih dulu terkait demokrasi.
Demokrasi itu lahir dari Rahim secular, pemisahan agama dari kehidupan. Yang terjadi pada abad pertengahan di barat. Untuk lebih jelasnya, silakan baca buku Buanglah Demokrasi Pada Tempatnya Karya Yudha Pedyanto. Rekomendid banget, buku dengan metode Tanya jawab. Mengobok-obok pikiran!
Sistem Islam yang lahir dari akidah kepada Allah swt, tentunya lebih memanusiakan manusia ketimbang system demokrasi sekularisme yang memiliki asas kebebasan, bebas mau gimana aja. Karena aturannya diciptakan oleh manusia itu sendiri. Satu manusia mengatur manusia lainnya aja udah sulit, satu kelompok bersepakat tanpa sedikit pertentangan aja mustahil, ini berangan semua manusia berkumpul, bersepakat dengan 1 kesepakatan, untuk mengatur mereka semua dengan aturan yang mereka buat.

bila islam lahir dating sebagai anugrah Allah, yang tau kurang dan lemahnya manusia, maka islam lebih baik dari system demokrasi yang menjunjung tinggi hawa nafsu manusia.

2. perempuan bekerja itu hukum asalnya mubah, sekalipun dia menjadi tulang punggung keluarga. jadi kalaupun nanti berhenti, tidak menjadi dosa akibat banyak tanggungan menurut kacamata manusia. yang seharusnya menafkahi itu adlah ayahnya. bila tak punya pekerjaan, yang wajib memberikan pekerjaan, dalam kacamata islam adalah pemerintah, sebagai bentuk tanggung jawab dalam memastikan rakvyatnya terpenuhi segala kebutuhannya, apalagi nafkah adalah kewajiban, maka memberikan lapangan pekerjaan adalah kewajiban bagi pemerintah. wallahu a'lam.