Kamis, 14 November 2019

Back To "Muslimah Identity"




Tema malam ini adalah tentang _Back to Muslimah Identity_, yakni kembali ke identitas seorang muslimah. Sebenarnya tema ini mengundang satu tanya, mengapa harus kembali? Apakah muslimah saat ini sudah keluar dari jalur identitasnya?

Baik, kita jawab pertanyaan di atas.
Pertama, saya akan mengajak temen2 semua untuk merenungi sematan nama muslimah pada diri kita. Kita akan melihat jati diri kita sebagai seorang perempuan yang beriman pada Allah.
Manusia, baik perempuan ataupun lelaki, yang memiliki akal, dia akan mencari tahu hakikat dari kehidupan ini. Pernahkah temen2 berpikir, kenapa aku harus perempuan?
Kenapa jenis kelamin hanya ada lelaki dan perempuan? 
Kenapa keduanya diciptakan berbeda dilihat dari fisik?
Apakah ini menandakan ada tugas kehidupan berbeda juga?

Pernahkah terpikir? Maka kita sebagai manusia yang berakal, jelas wajib menguraikan jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan2 di atas.

Alamiahnya, di dunia ini tak ada satu benda yang lahir dengan sendirinya, mewujud tanpa proses penciptaan, hadir tanpa ada yang menciptakan. Laptop, handphone dll tak mungkin ada di dunia jika tidak ada yg menciptakannya. Maka bila semua benda di dunia ini adalah hasil dari penciptaan, tentu manusia dan alam semesta juga memiliki sang pencipta.

Ini namanya mencari Tuhan dengan cara berpikir. Tujuannya agar keimanan itu memang lahir dari hati dan dibenarkan oleh hati hingga mengakar kuat tak tergoyahkan oleh apapun. Selanjutnya, Tuhan yang mana yang menciptakan manusia dan alam semesta? Apakah Tuhan2 yang mewujud di dunia seperti patung, dan sesembahan lainnya, ataukah bukan?

Bila kita cermati, sesembahan yang mewujud di dunia terlihat oleh mata manusia, bukankah mereka diciptakan oleh manusia? Itu artinya sesembahan itu bukanlah Tuhan, atau interpretasi dari Tuhan. Karena Tuhan sudah pasti tidak diciptakan. Karena Dia bersifat hanya sebagai Sang Pencipta, bukan Sang Pencipta sekaligus Makhluk. Maka memuaskan hati dan akal bila Tuhan itu ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan, kekal, abadi, tidak berawal dan tidak berakhir. Itulah Dia, AL Kholiq (sang Pencipta), yakni Allah subhanahuwwataalaa.
Dan itulah yang menjadi ciri khas bagi seorang muslim. Karena memiliki kehidupan yang khas. Allah wajibkan memakai jilbab (gamis dalam bahasa Indonesia) dan khimar (keurudung) untuk menutup auratnya, maka itulah yang menjadi ciri khas dari seorang muslimah. Allah wajibkan ia menjadi bagian dari penyeru kebaikan dan pelarang kemungkaran, maka itulah yang menjadi karakteristik seorang muslimah.

Kedua, mengapa ada muslim dan muslimah, apakah sama kedudukannya atau berbeda?
Bila kita baca Alquran, dalam surat Al Hujurat ayat 13:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻧَّﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺫَﻛَﺮٍ ﻭَﺃُﻧْﺜَﻰ ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻛُﻢْ ﺷُﻌُﻮﺑًﺎ ﻭَﻗَﺒَﺎﺋِﻞَ ﻟِﺘَﻌَﺎﺭَﻓُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Al-Hujurat: 13)

Jadi, Islam memandang antara lelaki dan perempuan sama derajatnya di sisi Allah, yakni ketakwaan standarnya. Dan perlu diketahui mengapa Allah menciptakan perempuan dan lelaki berbeda dari segi fisik, jawabannya adalah karena Allah memberikan tugas, hak dan kewajiban yang berbeda antara keduanya. Mereka punya jalan masing2, berbeda, untuk mencapai derajat ketakwaan di sisi Allah. Inilah indahnya Islam. Sesuai dengan kodrat manusia. Karena memang Islam adalah panduan original untuk mengatur kehidupan manusia.

Islam Mengatur Perempuan Agar Sesuai Fitrahnya.

Perempuan dalam Islam begitu dimuliakan. Ia tak diberi kewajiban mencari nafkah, yang ada justru dinafkahi. Makanya muslimah hukumnya mubah bekerja, tidak wajib. Perempuan sangat diagungkan, sampai ia ditugaskan sebagai Ibu pendidik dan pengelola Rumah (ummu wa robbatul bayt), Penggerak opini (dakwah) dan intelektual peradaban (ilmuwan).

Itu semua merupakan tugas yang berat, yang hanya mampu diemban oleh para perempuan yang kuat akal dan keimanannya. Dan Islam memberikan peluang untuk para perempuan merealisasikan tugas agung itu.

Dengan digratiskannya pendidikan dalam Islam, membantu para permepuan dan lelaki untuk bebas mencari ilmu, tanpa batas zonasi, tanpa kekurangan fasilitas atau apapun itu. Dan tak pernah luput sedikitpun keilmuan dalam Islam dipisahkan dari ruh keimanan kepada Allah. Semua disediakan dan diatur oleh Negara yang menerapkan system Islam. Sehingga keilmuan para perempuan terjamin dalam balutan keimanan.
Wassalammu'alaikum warrohmatullahi wabarokatuh


Pertanyaan :
1. Bismillah.. MasyaaAllah begitu jelas materi yang disampaikan ustzh🥺 sedikit mau bertanya ustzh dengan konsep "Negara menerapkan system islam" dan penerapan "Demokrasi" perbadaanya bagaimana ya ustzh? Mungkin kita dsnh belum ada yang mengerti.
2. Assalamualaikum ustadzah punten izin bertanya
Bagaimana dengan perempuan yang sudah terlanjur bekerja tapi niat dia untuk membantu meringankan beban kedua orangtuanya? Apakah tetap mubah?

*Jawaban*
1.
Wah, ini pertanyaan yang sebenarnya keluar tema ya, hehe.
sedikit gambaran yang semoga bisa mencerahkan.

Perbedaan system Islam dan Demokrasi.
Perlu disetujui bersama dulu, bahwa Islam bukan hanya sekadar agama, namun juga mewujud sebagai ideology yang melahirkan system kehidupan. Maka pantas bila Islam sering disebut-sebut sebagai way of life, jalan hidup. Karena memang Islam mengatur kehidupan dari mulai bangun tidur sampai perkara mengatur Negara. Coba lihat Alquran, baca lagi, ada berapa banyak ayat yang menunjukan pada perkara kenegaraan. Seperti mengatur ekonomi, perang, hudud, qishosh, dan lain sebagainya.

Jika kita sudah sepakat bahwa Islam adalah jalan hidup. Maka kita akan bandingkan, jalan hidup mana yang lebih baik.
Sebelumnya kita bahas lebih dulu terkait demokrasi.
Demokrasi itu lahir dari Rahim secular, pemisahan agama dari kehidupan. Yang terjadi pada abad pertengahan di barat. Untuk lebih jelasnya, silakan baca buku Buanglah Demokrasi Pada Tempatnya Karya Yudha Pedyanto. Rekomendid banget, buku dengan metode Tanya jawab. Mengobok-obok pikiran!
Sistem Islam yang lahir dari akidah kepada Allah swt, tentunya lebih memanusiakan manusia ketimbang system demokrasi sekularisme yang memiliki asas kebebasan, bebas mau gimana aja. Karena aturannya diciptakan oleh manusia itu sendiri. Satu manusia mengatur manusia lainnya aja udah sulit, satu kelompok bersepakat tanpa sedikit pertentangan aja mustahil, ini berangan semua manusia berkumpul, bersepakat dengan 1 kesepakatan, untuk mengatur mereka semua dengan aturan yang mereka buat.

bila islam lahir dating sebagai anugrah Allah, yang tau kurang dan lemahnya manusia, maka islam lebih baik dari system demokrasi yang menjunjung tinggi hawa nafsu manusia.

2. perempuan bekerja itu hukum asalnya mubah, sekalipun dia menjadi tulang punggung keluarga. jadi kalaupun nanti berhenti, tidak menjadi dosa akibat banyak tanggungan menurut kacamata manusia. yang seharusnya menafkahi itu adlah ayahnya. bila tak punya pekerjaan, yang wajib memberikan pekerjaan, dalam kacamata islam adalah pemerintah, sebagai bentuk tanggung jawab dalam memastikan rakvyatnya terpenuhi segala kebutuhannya, apalagi nafkah adalah kewajiban, maka memberikan lapangan pekerjaan adalah kewajiban bagi pemerintah. wallahu a'lam.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda