Hari biasa, sibuk. Hari libur, liburan. Trus kapan ngajinya?
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Apa kabar teman-teman sholihah yang dirahmati Allah? Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah subhanna waa ta'ala,
Shalawat serta salam selalu kita limpahkan kepada baginda nabi besar kita Muhammad shallahu 'alaihi wassalam, semoga kita bisa berjumpa dan mendapatkan syafa'at nya di akhirat kelak.
Jazakunallah khoiron katsiron untuk semua temen-temen yang sudah menyempatkan waktunya untuk menyimak disline malam ini, semoga Allah memberikan berkah, Rahmat dan selalu menjadikan waktunya bermanfaat.. aamiin Ya Rabb
.
Malam ini kita akan membahas dengan tema "Hari biasa Sibuk, hari libur Liburan. Kapan ngajinya?"
Kita pasti punya kesibukan masing-masing, jadwal masing-masing, bahkan saking sibuknya ada yang lupa makan, lupa sekitar dan bahkan lupa kewajiban kita sebagai seorang muslim.
Karna tuntuan dari sekolah, kampus atau tempat kerja. Dari pagi sampai sore bahkan ada yang sampai malam. Lalu kapan dong kita bisa menyiapkan bekal untuk akhirat? ☹
Yang dikejar dunia lagi dunia lagi. Tiap jamnya dunia, tiap harinya dunia, mau tidur pun dunia. 🥺
.
Teman-teman shalihah sekalian, sebagai seorang muslim menimba ilmu adalah suatu kewajiban bagi seluruh manusia yang masih bernafas. Baik mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat, keduanya adalah hal yang harus dilakukan untuk kemaslahatan kehidupan.
.
Ilmu dunia berarti akan berdampak pada dunia, ketika kita mempelajarinya. Dan ilmu akhirat akan berdampak pada akhirat nanti, ketika kita mempelajarinya. Namun dunia adalah dimana kita mencari bekal untuk di akhirat kelak.
.
Lantas apa yang harus di utamakan?
Akhirat adalah tempat terakhir dari tujuan kita. Surga atau neraka? Di akhiratlah kita di tentukan akan kemana.
Dan untuk menempuh semua itu, kita harus membekalinya. Ibarat kita mau ke bandung, mau menetap disana. Gak mungkin kan kita ke sana tanpa bekal yang cukup? Yang ada kita akan menjadi linglung dan gak tau harus kemana bahkan bisa saja menjadi gelandangan dadakan. Di akhiratpun ketika kita tak memiliki bekal cukup maka akan hanya ada penyesalan yang tanpa ujung. Bayangin penyesalannya tanpa ujung karna hidup di akhirat itu tidak ada ujungnya.
Sebagaimana ayat pertama yang Allah turunkan adalah "iqro" yaitu membaca, itu adalah bukti bahwa menuntut ilmu adalah penting. Bahkan pentingnya menuntut ilmu pun akan di pertanggung jawabkan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 36)
Jadi untuk melakukan sesuatu kita perlu tau ilmunya. Nah yang jadi pertanyaan adalah bagaimana sikap kita dalam menuntut ilmu? Antusias kita dalam menuntut ilmu? Apa lagi ilmu agama, yang menjadi bekal dunia akhirat.
Tapi namanya kehidupan pasti banyak cobaan, dan salah satunya adalah cobaan sulitnya kaki melangkah untuk menuju majelis ilmu.
Entah memang karna tuntutan kesibukan, atau justru Allah tak mengijinkan kaki kita untuk melangkah ke majelis ilmu karna dosa dan maksiat yang masih kita lakukan.
Pas waktu libur, bilangnya nanti liburan dulu.
Giliran selesai liburannya, nanti lagi banyak tugas.
Kapan waktu ngajinya?
Giliran nyawa di ujung tenggorokan, baru menyesal dan minta di beri kesempatan satu kali lagi.
Nauzubillah, dan itulah orang orang yang merugi.
.
Sebagai seorang muslimah, kita memiliki peran besar dalam keberlangsungan kualitas generasi. Karna kita adalah madrasah pertama untuk anak anak kita nanti. Yang namanya madrasah identik dengan segudang ilmu yang bermanfaat.
Kalo madsrasahnya ogah-ogahan belajarnya, apa yang mau di kasih ke anak-anak nanti?
Seorang muslimah minimalnya paham dasar dasar akidah dan hukum-hukumnya. Itu minimal yah, masih banyak lagi ilmu agama yang berkaitan dengan dunia juga. contohnya bagaimana cara bermuamalah dengan baik, bagaimana cara berinteraksi sesama jenis dan lawan jenis. Kalo yang dasarnya saja tidak tau, lalu bagaimana dengan yang lainnya?
Apa gak malu kalo nanti anak-anak kita bertanya dan kita gak bisa menjawabnya, atau justru kita menjawabnya dengan ngawur. Nauzubillah
Manusia berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Dimana manusia adalah makhluk yang satu satunya akan di adili di hari akhir kelak. Karna manusia diberikan akal untuk memilih jalan apa yang akan di pilihnya. Setiap pilihan manusia akan di mintai pertanggung jawabannya.
Dalam kitab Nizomul islam atau Peraturan hidup dalam islam pada halaman 32 bab qodo dan qodar
" Apabila kita mengamati seluruh perbuatan manusia, akan kita jumpai bahwa manusia itu hidup di dalam 2 area. Area pertama adalah _'area yang dikuasainya'_. Area ini berada di bawah kekuasaan manusia dan semua perbuatan/kejadian yang muncul berada dalam lingkup pilihannya sendiri. Sedangkan area kedua adalah _'area yang menguasainya'_ yaitu area yang menguasai manusia. Pada area ini terjadi perbuatan/kejadian yang tidak ada campur tangan manusia sedikitpun, baik perbuatan/kejadian itu berasal dari dirinya atau yang menimpanya.
Penjelasan di atas menegaskan bahwa, manusia memiliki kuasa penuh atas keputusan manusia untuk memilih apa yang akan di lakukan. Mengaji atau tidak itu adalah pilihan setiap manusia.
Namun hidayah tetap Allah yang berikan.
Sekali lagi di tegaskan bahwa manusia memiliki akal untu berfikir, mana yang baik dan mana tidak, mana yang prioritas dan mana yang tidak, semua pilihan itu berada di tangan kita serta semua pilihan itu akan di mintai pertanggung jawabannya.
Nah dari sini kita bisa simpulkan bahwa kita harus paham betul mana yang harus di prioritaskan. Jika memang waktu untuk sekolah/kuliah/kerja adalah kebutuhan duniawi, namun Allah memberikan kita sebanyak 7 hari dalam 1 pekan. Apakah dari 7 hari ini tidak ada waktu luang untuk mengkaji ilmu agama? Jadwal sekolah/kuliah/kerja tidak full selama 7 hari. Pasti ada hari libur dan hari senggangnya. Nah di hari itulah kita gunakan untuk mengaji, untuk mencharger keimanan, untuk membuat bekal akhirat kita nanti.
Tapi... kan kadang banyak tugas apa lagi untuk yang kuliah, belum lagi yang lagi skripsian. Kadang waktu makan saja lupa.
😊 Shalihah, ini lah bedanya kita dengan wanita-wanita lain. Seorang muslimah harus di tuntut menjadi cerdas, bukan hanya perihal akademis namun juga dalam memanajemen waktu.
Allah Subhanna Waa Ta'ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَ نْفُسِهِمْ ۗ
"...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri..."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 11)
Maka dari itu, kita harus merubah pola rutinitas kita yang banyak leha-leha menjadi aktifitas yang bermanfaat. Jangan mau di sebut kaum rebahan. Yang dikit dikit selonjoran, dan ujung-ujungnya abay dalam kewajiban. Boleh hang out, tapi prioritaskan dahulu menuntut ilmu dan hak-hak Allah untuk kita penuhi.
Saya mengutip kalimat dari seseorang:
"Karna Ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anak kita kelak nantinya. Jadi gunakan waktu single kita untuk terus Mengupgrade diri dengan ilmu."
Semoga kita semua menjadi calon ibu yang siap mendidik anak-anak kita nanti untuk menjadi pejuang di jalan Allah
aamiin Yaa Rabbal A'alamin
Semua kebenaran hanya milik Allah, mohon maaf jika ada salah kata dalam penyampaian.
Wallahu 'alam bii showab 🙏🏻
Pertanyaan :
1. Antara ilmu dunia dan ilmu akhirat mana yang mesti di dahulukan?
Bagaimana jika seseorang lebih pro dengan ilmu akhirat
Contohnya akhirat 70% dunia 30%.
2. Bagaimana teh kalau semisal ada orang yg memang sangat memprioritaskan ilmu akhirat tetapi dia sangat memandang rendah atau menyepelekan ilmu dunia?bukankah tidak selamanya ilmu dunia hanya berorientasi pada dunia saja?misal, itu guna mengetahui serta memahami bagaimana kondisi ummat saat ini, sekian terimakasih.
Jawab :
1. Jika seseorang mendahulukan Allah maka bukan tidak mungkin dunia akan mendekat dengan mudah. Karna Allahlah yang memegang segala urusan dan kekuasaan yang ada di alam semesta.
Dunia ibaratkan jari yang di celupkan ke lautan. Maka tetesan dari jari itulah nikmat yang ada di dunia. Berbeda dengan akhirat yang sangat luas dan tak terbatas.
Seperti di materi sebelumnya bahwa dunia ini jembatan untuk menuju akhirat.
Jika kita lebih condong mendahulukan Allah, InsyaAllah dunia akan mengikutinya.
Maka dari itu segala urusan apapun harus kita sandarkan pada hukum syara. Lebih mengutamakan Ridho Allah daripada ridho Manusia.
Wallahu 'alam bii showab
2. Betul sekali, ilmu akhirat bukan berarti kita melupakan dunia atau malah memandang remeh dunia. Karna di dunia adalah jembatan kita untuk ke akhirat.
Dimana apa-apa yang kita lakukan di dunia akan berdampak pada akhirat.
Misalnya seorang fulan yang selalu di masjid, selalu membaca al-qur'an dan sholat 5 waktu yang masyaAllah tepat waktu. Namun si fulan ini lupa untuk memberi nafkah orang-orang yang di rumah. Misalnya istri, anak, atau bahkan ibu jika ayahnya sudah tiada.
Itu termasuk perbuatan dzolim, dan kedzoliman tentu akan berdampak pada akhirat. Semuanya akan di mintai pertanggung jawabannya.
Kalo yang abay seputar rumah tangga aja menjadi masalah besar, apa lagi yang abay dengan umat? Wah gak kebayang dong?
Karna setiap muslim kan dimintai pertanggung jawabannya tentang saudara-saudaranya. Siapa saudaranya? Yah umat... jadi mementingkan akhirat bukan berarti lupa dengan dunia. Namun, kita harus selalu bersandar pada hukum Allah. Apapun masalahnya kembali lagi pada al-qur'an dan as-sunnah
wallahu 'alam bii showab
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda