Cinta dan benci karena Allah
CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH
SEORANG muslim yang telah menyatakan ikrar hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata sebagai Tuhan yang layak disembah dan tiada Tuhan selain-Nya, haruslah selalu tunduk dan patuh atas segala perintah-Nya serta berserah diri seluruh hidup dan matinya hanya untuk Allah. Sebagai bentuk konsekwensi dari implementasinya, seorang muslim haruslah menunjukkan sikap cinta dan benci karena Allah saja melalui prinsip Al Wala wal Bara'. Prinsip akidah ini merupakan tanda kesempurnaan iman seorang muslim. Wujud dari prinsip Al Wala ini adalah mencintai, berkasih sayang, lemah lembut, persaudaraan dan loyalitas terhadap sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan Allah. Sedangkan wal Bara' adalah menunjukkan kebencian kepada yang Allah benci yaitu membenci musuh-musuh Allah seperti orang kafir, musyrikin, dan orang orang yang berbuat maksiat.. pada saat ini banyak sekali orang muslim yang membenci saudaranya sendiri hanya karena berbeda paham sehingga menimbulkan perpecah belahan dikalangan ummat islam padahal kekuatan ummat islam ada ketika ummat islam bersatu.
ikatan iman yang paling kuat tergambar pada diri seseorang yang mencintai sesuatu semata-mata karena Allah dan membenci sesuatu juga semata-mata karena Allah.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena Allah, serta cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. ath-Thabarani, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah)
Sebaliknya banyak dari ummat islam yang bermananis muka dan berlemah lembut pada orang yang seharusnya kita benci seperti kita membiarkan sahabat kita atau teman kita berpacaran atau bahkan kita membantu untuk melanggengkan perbuatan maksiat tersebut. banyak dari ummat islam yang yang bersikap lembut pada orang kafir atau bahkan dengan suka rela menjadi pengikutnya, seperti pencinta drakor, KPOPERS, atau pemuja sistem kafir yang karenanya cinta dan benci mereka standarkan atas jalan manfaat, bukan karena Allah. Padahal sangat jelas dalam sebuah hadits Rosulullah SAW Bersabda
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang lelaki mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya, “Wahai Rasûlullâh! Kapankah hari kiamat itu?” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menyambut kedatangannya?” Orang itu menjawab, “Untuk menyambutnya, saya tidak menyiapkan shalat yang banyak, tidak juga puasa yang banyak serta tidak sedekah yang banyak, akan tetapi saya mencintai Allâh dan Rasul-Nya.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersada, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”
Hadits di atas menunjukkan bahwa kecintaan yang bermanfaat itu meliputi:
1. Cinta kepada Allah -yang sejati, bukan sekedar klaim/omong kosong-,
2. Mencintai apa saja yang Allah cintai,
3. Cinta terhadap sesuatu atau seseorang karena Allah
Kecintaan kepada Allah harus dibuktikan dengan mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku.” (QS. Ali Imran: 31)
cinta dan benci karena mencintai hamba allah karena keimanan pada allah dan ketaatan padaNYA. Benci karena allah adalah membenci hamba allah disebabkan kekufuran dan perbuatan maksiatnya.
Mencintai orang beriman yang senantiasa taat pada Allah sangat besar pahalanya. Diantaranya :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
Menjadi bagian yang mendapatkan syafaat Allah diakhirat kelak tentu lebih berharga ketimbang kita mendapatkan kemewahan dunia yang hanya setetes. Maka dari itu bersegeralah menyegerakan iman untuk menstandarkan cinta dan bencinya karena allah sahaja.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya –subhanahu wa ta’ala– ialah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan tidak menyelisihi aturan-Nya, demikian pula halnya kecintaan kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (lihat Syarh Muslim [2/96]
Ibnu ‘Abbas berkata,
من أحب في الله، وأبغض في الله، ووالى في الله، وعادى في الله، فإنما تنال ولاية الله بذلك، ولن يجد عبد طعم الإيمان وإن كثرت صلاته وصومه حتى يكون كذلك. وقد صارت عامة مؤاخاة الناس على أمر الدنيا، وذلك لا يجدي على أهله شيئا.
“Siapa yang mencintai dan benci karena Allah, berteman dan memusuhi karena Allah, sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan demikian itu. Seorang hamba tidak adakn bisa merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan puasa sampai dirinya berbuat demikian itu. Sungguh, kebanyakan persahabatan seseorang itu hanya dilandaskan karena kepentingan dunia. Persahabat seperti itu tidaklah bermanfaat bagi mereka.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir disebutkan dalam Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi)
Al Hasan Al Bashri berkata,
إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة
“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 224
Disunnahkan ketika kita mencintai seseorang maka ungkapkan, saling memberi hadiah, dan saling menyapa dengan salam karena dengannya doa akan senantiasa mengalir pada hamba-hamba allah yang mencintai karena allah. Namun lain hal jika bukan mahrom dan lawan jenis.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لَّا تَجِدُ قَوۡمٗا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ يُوَآدُّونَ مَنۡ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوۡ كَانُوٓاْ ءَابَآءَهُمۡ أَوۡ أَبۡنَآءَهُمۡ أَوۡ إِخۡوَٰنَهُمۡ أَوۡ عَشِيرَتَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٖ مِّنۡهُۖ وَيُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ أُوْلَٰٓئِكَ حِزۡبُ ٱللَّهِۚ أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٢٢
“Tidak akan engkau dapati bahwa suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah mengokohkan keimanan dalam hati mereka, menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya, dan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.” (al-Mujadilah: 22)
Ayat ini sangat tegas menunjukkan bahwa tidak akan pernah ada orang yang beriman kepada Allah berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Keimanan seseorang kepada Allah mengharuskan hilangnya kecintaan kepada musuh-musuh Allah. Sebab, kedua hal tersebut saling berlawanan. Jadi, keberadaan salah satu dari keduanya mengharuskan hilangnya yang lain.
Asy-Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Adapun orang yang beranggapan bahwa dia beriman kepada Allah dan hari akhir, tetapi berkasih sayang kepada musuh-musuh Allah dan mencintai orang yang meninggalkan iman di belakang punggungnya, keimanannya hanyalah pengakuan, tidak ada hakikatnya. Setiap hal membutuhkan pembuktian akan kebenarannya. Adapun semata-mata pengakuan, tidak ada manfaatnya dan pengucapnya tidak akan dibenarkan.” (Lihat Taisir al-Karimir Rahman)
Hal lain yang menunjukkan sikap cinta dan benci karena Allah adalah sikap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepada paman beliau, Abu Thalib, yang meninggal dalam keadaan musyrik. Beliau menyatakan, “Aku akan senantiasa memintakan ampun untukmu selama aku tidak dilarang.” Lalu turunlah ayat-Nya,
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن يَسۡتَغۡفِرُواْ لِلۡمُشۡرِكِينَ وَلَوۡ كَانُوٓاْ أُوْلِي قُرۡبَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَحِيمِ ١١٣
“Tidak sepantasnya Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun bagi orang-orang musyrik, walaupun dari kalangan kerabat mereka sendiri, setelah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penduduk neraka Jahim (mati di atas kesyirikan).” (at-Taubah: 113)
Apabila Allah membenci seorang hamba, maka allah akan memanggil jibril dan berfirman “ sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah ia. Rosulullah saw bersabda “ kemudian jibril pun membencinya dan menyeru kepada penghuni langit. Sesungguhnya allah telah membenci sifulan maka bencilah ia. “kemudian merekapun membencinya dan setelah itu kebencian baginya akan diletakan dibumi. (HR. Imam muslim)
Terdapat pula yang meriwayatkan kebencian pada seorang muslim yang melanggar syariat Allah
“barangsiapa diantara kalian menampakan suatu keburukan, maka kamipun akan mengiranya berperilaku buruk, dan kami akan membencinya karena kejahatan itu “. (khutbah umar bin khatab)
Konsekuesi cinta dan benci karena Allah
1. Ketikita kita mengaku seorang muslim maka kita harus menstandarkan cinta dan bencinya karena Allah
2. Mencinta apa apa yang allah Ridho padanya dan membenci apa apa yang allah benci
3. Cinta dan benci pada Allah artinya kita ta’at sami’na wa ato’na
4. Membenci karena Allah artinya kita membenci perbuatannya yang melanggar syariat Allah, bukan membenci orangnya karena fisiknya. Maka bencilah sewajarnya jika masih mampu untuk dinasehati dan kembali pada Allah rangkullah iya dengan cinta karena Allah.
5. Mencintai karena Allah bukan berarti memaklumi setiap perbuatan maksiat yang dilakukan oleh saudara kita semuslim.
6. Membenci karena Allah artinya kita mampu bertindak tegas pada para pelaku maksiat apalagi yang jelas kafir.
7. Cinta dan benci karena Allah menjadikan kita bergerak untuk merubah sesuatu yang kita benci menuju CintaNYA. Artinya kita gerah hidup penuh dengan kekufuran dengan maksiat dimana-mana maka kita harus berdakwah memahamkan islam sebagai syariat allah yang harus ditaati sepenuhnya. Karena Allah adalah sang Kholiq dan mudabbir yang tau pasti apa yang terbaik untuk hambanya.
Dengan demikian cinta karena Allah dan benci karena Allah termasuk sifat seorang muslim yang paling besar, yang mereka itu mengharap keridhaan Allah, rahmatNya, pertolonganNya, dan SyurgaNya
Pertanyaan Pertama:
Apakah dengan mencintai seorang laki2 karena ketakwaannya terhadap allah SWT termasuk mencintai karena allah SWT dan dengan sebaliknya apakah dengan kita melupakannya seorang laki2 karena allah SWT contohnya dengan meluruskan niat kita hanya kepada allah SWT bukan karena seorang laki2 apakah itu termasuk membenci karena allah SWT? Mohon penjelasannya ya kak...
Wa’alaikumsalam warrahmatullahi wabarokatuh
jazakillah khoiron sholihah
Mencintai seseorang itu fitrah namun apakah jalannya sesuai syariah atau malah bertentangan.
Cintai seseorang karena keimanannya itu merupakan dasar cinta karena Allah tapi bukan berarti mencintai seseorang yang sholeh lalu kita menginginkannya dengan jalan maksiat (pacaran) dan itu sudah jelas hukumnya haram. Beda hal jika kita memilih laki laki sholeh untuk dijadikan sebagai suami, nah yang demikian namanya cinta karena Allah sehingga misi pernikahan menjadi misi akhirat goes to jannah.
Membenci karena allah adalah membenci apa yang allah benci, dan itu merupakan salah satunya. Karena kalau belum siap nikah yah puasa dulu dari mencintai yang belum halal.
Pertanyaan Ke 2 :
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh?
Sebelumnya jazakillah khoiron katsiron untuk ilmu nya, sangat bermanfaat bagi kami.
Ijin bertanya, terkait dengan cinta dan benci karena Allah swt.
Sebagai manusia yang memang memiliki fitnah untuk mencintai dan di cintai, bagaimana seharusnya sikap kita terhadap cinta tersebut agar dapat dikatakan sebagai cinta karena - Nya?
Sedangkan di sistem yang terikat dengan liberalisme dan sekulerisme ini, bagaimana cara kita membentengi hal tersebut
Syukron 🙏🏻
walamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
jazakillah khoiron sholihah
cinta adalah fitrah dan pasti semua memiliki itu, untuk menyikapi gharizah nawu ini maka kita penting memahami cinta dan benci karena allah, karena iman yang menjadi landasan berbuat.
Benar sekali hidup di era kapitalis dengan segudang isme isme lainnya seperti liberalism dan isme lainnya, membuat manusia, khususnya umat islam banyak menjadi jauh dari islam karena sibuk mengejar kesenangan dunia bahkan tak pandang halal haram yang penting hati senang.
Untuk membentengi itu maka kita harus memiliki individu yang bertakwa pada allah, sehingga ia takut untuk melakukan maksiat bahkan berfikir untuk berbyuat maksiatpun ia jauhi. lingkungan masyarakat yang saling peduli dan memiliki pemikiran, perasaan dan aturan yang sama. Sebab saat ini masyarakat menjadi acuh terhadap lingkungan sekitar bahkan saudara sedarahpun tak dipedlikan, ketika kita dan masyarakat memiliki pemahaman yang sama terkait hokum Allah dan pelanggarannya maka akan timbul saling menasehati dan memberi sanksi seuai hokum Allah. Dan yang terakhir adalah Negara yang harsu menerapkan hokum islam sebab Negara memiliki kekuatan terbesar untuk mengatur masyarakat. Seperti tidak melegalkan film beradegan seks, iklan –iklan, slogan, hiburan atau banyak hal yang meranmgsang cinta itu tumbuh dan tersalurkan bukan dengan jalan yang dibenarkan Allah.
Maka dari itu penting mencintai karena Allah standar pemikiran, perasaan kita pada hukum islam.
Pertanyaan Ke 3:
Teh ciri2 mencintai karena Allah itu gmn sih? Aku mau tau apa yg aku rasain ini karena Allah apa bukn gtu🤭
Ciri lelaki yang pantas di jadikan imam seperti apa?
Kan aku suka sama Fulan ya teh, klo ganteng, ada yg lebih ganteng, klo pinter..ada yg lebih pinter dari dia, lebih Soleh? Ada juga di banding Fulan, tpi Ku suka nya Fulan, itu knp ya?
Terimakasih
Ciri-ciri mencintai karena allah
1. Kita mencintainya karean keta’atannya pada Allah
2. Mencintai bukan berarti menerima setiap kekurangannya ketika itu terkait pelanggaran terhadap syariat
3. Cinta tidak emlulu soal mencintai lawan jenis tapi cinta kita pada sahabat, orang tua, keluarga, itu semua karena allah. Maka ketika kita mencintainya dan orang yang kita cintai berbuat maksiat hal yang harus kita lakukan adalah menasehatinya denganm ma’ruf dan mengajak pada jalan islam yang kaffah.
4. Maka jika cinta itu dengan lawan jenis cirinya dia tidak mengajak pada jalan maksiat meski judulnya pacaran islami atau berkedok ata’aruf. Kuncinya mencintai karena allah akan mendekatkan kita pada sang pemilik cinta.
Krieria calon suami sama halnya seperti wanita yakni
Karena Agamanya, karena hartanya, atau karena ketampanannya. Dan jika tiada salah satunya. Maka pilihlah karena agamaya niscaya itulah yang akan membawakan pada [ernikahan sakinah mawadah wa rohmah yang bermisi jannah.
Pertanyaan Ke 4: bagaimana cara kita mencintai karena allah jika di lihat dari kutipan hadis yg menjelaskan manfaat dari kecintaannya allah the
Maksud dari kecintaan yang bermanfaat adalah
1. Cintatapi cinta yang disertakan dengan pembuktian. Sepertio mengaku beriman pada allah tapi malah menggar syariat allah itu namanya omong kosong. Begitupun cinta pada hamba allah maka disunnahkan untuk mengungkapkan seperti ana uhibbuki fillah. Dan disunnakan untuk saling berbuat baik, memberi hadiah, berucap salam, dan saling mendoakan.
2. Mencintai apa saja yang allah cintai, allah adalah sang kholiq tentu pencopta lebih hebat dari mahluknya. Maka allah jelas lebih tau apa yang terbaik untuk hambanya termasuk segla peraturan hidup yang allah tetapkan untuk diterapkan danlarangan yang harus dijauhi. Semua itu tentu memberi manfaat bukan hanya manusia, bahkan tumbuhan dan hewan serta alam semesta merasakan akan kebermanfaatannya tersebut.
3. Cinta pada seseorang yakni lawan jenis maka tempuh dengan jalan sesuai islam. Jika mampu menikah, jika tak mampu berpuasalah karena berpuasa merupakan perisai kita untuk mampu menundukan diri Dari segala yang haram.
Pertanyaan Ke 5 :
Assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh
Izin bertanya ttg material kajol kita mlm ini tentang cinta Dan benci karena Allah kak,
Sy mau bertanya kak, kita tidak tau nasib kita kelak setelah kematian, Dan kita tdk tau pelabuhan terakhir kita neraka atau surga,sedangkan Rasulullah Dan para sahabatnya berada di surga tertinggi, nah seandinya kita masuk surga namun berbeda dari beliau²,apakah kita bisa bertemu juga dgn mereka sebab ketika di dunia kita mencintai mereka karena Allah Dan Rasulnya serta keimanan mereka.. Jazakillah khairan katsira atas kesempatannya ☺🙏🏻
Wa’alaikumsalam warrahmatullah
Kita akan dikumpulkan dengan orang kita cinta itu haditsnya shohih, dan “seorang dating pada rosulullah dan berkata wahai rosulullah saw. Bagaimana pendapatmu tentang seorang yeng mencintai suatu kaum tapi tidak mampu menyusul amal; saleh mereka? Maka rosulullah saw bersabda “seseorang akan bersama orang yang dicintainya”
Syurga dan neraka bukanlah taqdir yang sudah allah tetapkan sejak kita berada dialam Rahim, tapi syurga dan neraka adalah hasil akhir dari perbuatan kita selama didunia artinya itu adalah pilihan kita. Jika kita menginginkan syurga maka tempuhlah jalan yang benar yang allah ridho atasnya. Dan sebaliknya neraka adalah tempat berpulangnya orang orang yang melanggar perintah serta larangan allah.
So, yukl ngaji karena ketaatan para syara lahir dari pemahaman yang menyeluruh tentang islam dan sertakan doa agar allah enantiasa istiqomahkan sehingga ketika ajal menjemput insyallah husnul khotimah dan mampu menjadi ummat yang rosulullah rindukan untuk bertemu, aamiin. Mengingat mati adalah sebaik baik nasehat.