Senin, 29 Juli 2019

Bahaya Film Dua Garis Biru

Materi : *Bahaya Film Dua Garis Biru*
Oleh : Ana Nazahah
Hari : Minggu, 28 Juli 2019

Dear, kamu pasti tidak asing neh dengan film bertemakan remaja, yang sempat menimbulkan kontroversi baru- baru ini. Apa lagi kalo bukan film "Dua Garis Biru."

Penayangan film ini sempat mengalami kendala dari pihak yang kontra, tapi akhirnya film ini tetap bebas mengudara. Ditayangkan oleh beberapa bioskop ternama di Indonesia.

Tapi dear, sebenarnya kamu tau tidak "dua garis biru" itu apa? Tentunya bukan dua centang biru di wa ya. Ini bukan tentang pesan kamu dibaca  atau tidak. Yang dimaksud dua garis biru adalah tanda yang ada di test pack yang berarti, si pengguna positif hamil.

Bagi remaja yang baru ngerti istilah ini, pasti ber-o riya. Tak bisa dipungkiri, karena dua garis biru adalah istilah bagi orang-  orang dewasa. Karena tast pack ini hanya dipakai oleh orang yang sudah berkeluarga. Jika ada remaja yang belum berkeluarga menggunakannya, bisa dipastikan dia telah berhubungan sex di luar nikah. Alias telah melakukan zina, perbuatan keji yang dimurkai Allah SWT.

Nah, budaya beginilah yang hendak disuguhkan oleh "Dua Garis Biru" yang menceritakan dua pasang anak SMA, yaitu Dara dan Bima, yang kebablasan dalam berpacaran hingga akhirnya hamil diluar nikah. Tapi, ternyata, Bima mau mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Entah dari sisi mana, pihak yang pro menyebut "Dua Garis Biru" mengandung seks education. Sehingga layak untuk dijadikan tontonan bagi remaja kita. Entah dengan pesan "Jangan sex sebelum nikah, nanti hamil kayak Dara," atau "Boleh hamil, asal bertangungjawab kayak Bima." Masih ambigu sebenarnya. Karena yang menangkapnya tentu adalah penikmat film itu, yaitu remaja. Dan remaja kita yang sudah terbius dengan cinta-cintaan, pasti memiliki sisi sendiri dalam membaca pesan dari "Dua Garis Biru" ini.

Dan saat kita membaca sinopsis dua garis biru ini, keliatan jelas, bahwa film ini lebih bernuansa liberalisasi pergaulan dari pada sex educationnya. "Gapapa pacaran yang penting saling menjaga, tidak masalah hamil diluar nikah asal si laki-laki mau bertanggungjawab.

Jika memang film ini adalah untuk mendidik, maka seharusnya adegan yang dipertontonkan lebih mendidik. Di dalam Islam bukan hanya hamil di luar nikah yang jadi persoalan, tapi juga segala hal yang mendekati zina, seperti pacaran dan berdua-duaan. "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (al- Isra : 32).

Di dalam Islam, kedudukan seni adalah mubah. Selama tidak ada unsur-unsur keharaman. Begitu pun film, jika ada di dalamnya unsur yang justru mengkampanyekan sistem pergaulan rusak dan jauh dari aturan Rabb kita. Maka sebagai Muslim wajib kita tolak, untuk melindungi generasi kita dari serangn liberalisasi pergaulan.

*Pertanyaan*
1. Bagaimna mengendalikan rasa suka terhadap lawan jenis dalam islam?
2. Bagaimana hukumnya orang yg sudah menonton film dua garis biru?
*Jawaban*
1. Pertama kita harus membedakan dulu apa itu cinta dan nafsu. Dua2nya adalah fitrah ada pada manusia. Menjadi berpahala jika kita melampiaskan ke tempat yang benar, sebaliknya berdosa jika salah tempat.
Berpacaran lantas berhubungan suami istri itu disebut zina. Perbuatan keji yang dimurkai Allah. Sementara berpacaran. Setelah menikah dan melayani suami itu bukan zina. Justru ibadah yang bernilai pahala.
Lalu bagaimana solusinya, jika belum siap menikah. Sudah dijelaskan di tulisan kk tadi. Bahwa berpuasa dan menyibukkan diri dengan beraktivitas positif lainnya.
2. Aktivitas menonton pada dasarnya mubah, selama tidak ada unsur-unsur keharaman di dalamnya. Jika untuk mencari tau, mengecek dan mempelajari fakta, bisa jadi wajib. Misal seorang hakim ingin mengoreksi apakah tontonan itu benar-benar bernilai edukasi atau sebaliknya.
Jadi tergantung niatnya ukhty.
Ada dua perkara yag menjadi dasar perbuatan manusia.
Niatnya dan tatacaranya.
Harus karena Allah dan berlandaskan Syariatnya.
Jika bukan, maka sudah sepantasnya kita menjauhi perbuatan sia- dia di kesempatan lainnya. ๐Ÿ˜‡

*Tegar Berkata yang Benar*

Oleh : Yulistriani

Akhwatifillah, Di zaman seperti saat ini berkata benar begitu sulit dan penuh tantangan, karena berkata benar saat ini harus siap untuk di hina, di cerca, di maki hingga di persekusi.

Berbicara kebenaran saat ini begitu mahal harganya, karena hanya orang orang yang mempunyai predikat "pemberani" yang mampu untuk berkata benar.

Padahal, kita semua wajib untuk berbicara tentang kebenaran, karena jika kita diam maka kemaksiatan akan terus merajai dunia, banyaknya kejahatan bukan karena banyaknya orang jahat namun karena diam nya orang orang baik,

Mengapa orang orang baik kini lebih nyaman diam daripada berbicara lantang suarakan kebenaran ?? Karena dunia lebih silau daripada surga, karena kini banyak para ulama yang seharusnya berbicara kebenaran, mencerdaskan umat dengan Islam, justru malah menjerumuskan umat pada kesesatan.

Kini kita hidup di akhir zaman, dimana jumlah umat Islam begitu banyak,namun bagai buih di lautan, umat Islam begitu banyak ,namun sedikit sekali yang berani tuk ungkapkan kebenaran, karena kini penyakit Wahn telah menggerogoti hampir seluruh tubuh umat Islam


Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda, โ€œHampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piringโ€. Kemudian seseorang bertanya,โ€Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?โ€ Rasulullah berkata,โ€Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian โ€™Wahnโ€™. Kemudian seseorang bertanya,โ€Apa itu โ€™wahnโ€™?โ€ Rasulullah berkata,โ€Cinta dunia dan takut mati.โ€ (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278,shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam โ€˜Aunul Maโ€™bud).


๐ŸŒผPertanyaan :
Assalamu'alaikum teteh ijin bertanya..
Bagaimana caranya kita menahan untuk tidak berbicara, karna kita itu kesal gtu sama orang atw karna kita ingin membela orang..
Syukron teteh ๐Ÿ˜‡
Wassalamualaikum

Jawab :
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuhu,
Menahan berbicara memang gampang gampang susah, apalagi saat hati kita penuh dengan emosi, rasanya semua kata ingin diluapkan, ingin agar semua orang tau apa yang sedang kita rasakan, namun berbicara pun ada adabnya, apalagi ketika hati kita sedang diliputi kemarahan atau kekesalan, fikiran kita sedang tak rasional, maka sebaiknya kita diam, nah diam ini yang bikin sulit, caranya, istighfar, cobalah duduk, atau berbaring,namun jika hati kita masih kesal dan setiap kata yang keluar berpotensi merusak suasana bahkan hubungan kekerabatan, cobalah berwudhu. Karna dengan berwudhu insyaallah amarah dan kesal hilang, terkait membela orang , harus kita perhatikan apa yang kita bela, orangnya kah atau konten pembahasan yang menimbulkan pembelaan, kalau yang di bela itu memang benar, atau tentang kebenaran, justru kita wajib tuk bersuara, kalau yang di bela itu salah dan melanggar aturan, baiknya kita diam dan nasihati.


๐ŸŒผpertanyaan :
bagaimana sikap kita trhadap orangtua yg melakukan kesalahan dan bgaimana cara kita mnyampaikan tntang kebenaran tnpa mngguruii orangtua kita trhadapp orangtua kita yg salah?

Jawab :

Berbicara dengan orangtua memang mempunyai tantangan tersendiri, terkadang kita lebih memilih diam daripada menyampaikan kebenaran, padahal kita tau apa yang orang tua kita lakukan itu salah, mungkin cara yang tepat untuk mengingat kan orang tua kita yang sedang melakukan kesalahan adalah dengan mengajak nya berdiskusi, berbicara perlahan , jadilah diri kita sendiri sebagai seorang anak, sejatinya kita lah yang tau karakter orang tua kita seperti apa, cari suasana senyaman mungkin untuk berdiskusi dengan orang tua, seperti saat suasana santai dll, barulah kita ingatkan dengan orangtua kita, misal " pak Bu, kemarin saya ikut pengajian,kata ustad ya begini begini, (singgung ttg kesalahan nya) namun tetap berusaha menampakkan wajah juga ekspresi yang tak menggurui, intinya cari momentum yang tepat untuk kita berbicara dengan orangtua. Wallahu alam,

Kamis, 18 Juli 2019

Hukum Mengedit Foto 'Face App'




Oleh. KH. M. SHIDDIQ AL-JAWI

Bagaimana hukum mengedit foto? Apakah face app termasuk aplikasi edit foto? Mungkin makalah ini bisa menjawab.

Ustadz, bagaimana hukumnya mengedit foto?

Jawab :

Sebelumnya perlu diterangkan dulu hukum memotret (mengambil foto dengan kamera). Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam masalah ini. Sebagian ulama mengharamkannya, karena dianggap sama dengan aktivitas mengambar dengan tangan, kecuali untuk foto yang sangat diperlukan (dharurah), seperti foto untuk identitas diri (KTP/paspor), untuk keperluan pendidikan, untuk mengungkap kejahatan, dan semisalnya. Yang berpendapat semacam ini misalnya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Aal Syaikh, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadiโ€™i, Syaikh M. Ali Ash-Shabuni, dan Syaikh Nashiruddin Al-Albani. (M. bin Ahmad bin Ali Washil, Ahkam At-Tashwir fi Al-Fiqh Al-Islami, hal. 232; Muqbil bin Hadi Al-Wadiโ€™i, Hukm Tashwir Dzawat Al-Arwah, hal. 70; Ali Ahmad Abdul โ€˜Aal Thahthawi, Hukm At-Tashwir min Manzhur Islami, hal. 108-109).

Namun sebagian ulama lain membolehkannya, dengan alasan hadits yang mengharamkan menggambar tak dapat diterapkan pada aktivitas memotret. Mereka ini misalnya Rasyid Ridha, Syaikh Ahmad Al-Khathib, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Najib Al-Muthiโ€™i, Syaikh Mutawalli Syaโ€™rawi, Syaikh Sayyid Sabiq, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, dan Syaikh Taqiyuddin Nabhani. (M. bin Ahmad bin Ali Washil, ibid., hal. 241; Taqiyuddin Nabhani, Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah, 2/354).

Pendapat yang rajih menurut kami adalah yang membolehkan, sebab pendapat ini lebih cermat memahami fakta yang menjadi objek hukum (manath). Menurut Syaikh Taqiyuddin Nabhani, hadits yang melarang menggambar makhluk bernyawa tak dapat diterapkan untuk fakta memotret. Sebab orang yang memotret hanya sekedar memindahkan citra/bayangan dari fakta yang sudah ada ke dalam film melalui kamera, bukan menggambar suatu bentuk makhluk bernyawa dari ketiadaan. (Taqiyuddin Nabhani, ibid., 2/357)

Adapun mengedit foto suatu objek yang bernyawa, misalnya mengedit foto wajah manusia dengan mengubah warna kulit, menghilangkan kerutan wajah, mengubah warna bola mata, dan semisalnya, hukumnya haram. Sebab hadits-hadits yang mengharamkan menggambar makhluk bernyawa dapat diberlakukan pada aktivitas mengedit foto. (โ€˜Atha bin Khalil, Jawab Sual, 21/09/2010).

Hadits-hadits tersebut antara lain sabda Nabi SAW, (HR Bukhari no 5963, dari Ibnu Abbas RA). Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda,Sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar/patung (makhluk bernyawa) akan disiksa pada Hari Kiamat, dikatakan kepada mereka,โ€™Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan.โ€™ (HR Bukhari no 5951, dari Ibnu โ€˜Umar RA,).

Hadits-hadits ini menunjukkan haramnya membuat gambar atau patung makhluk bernyawa, sebab di dalamnya terdapat kecaman yang keras dari Allah SWT dalam bentuk perintah untuk meniupkan nyawa pada objek yang telah dibuat manusia. (Walid bin Rasyid As-Saโ€™idani, Hukm Tashwir al-Futughirafi, hal.5)

Hadits-hadits tersebut menurut Syaikh โ€˜Atha` bin Khalil dapat diberlakukan pula untuk aktivitas mengedit foto, seperti mengubah warna kulit atau menghilangkan kerutan wajah, baik dilakukan dengan alat lukis yang digerakkan tangan, atau dilakukan melalui mouse pada komputer.

Maka selama aktivitas editing foto terjadi melalui perbuatan / tindakan manusia untuk meniru bentuk makhluk bernyawa, maka mengedit foto makhluk bernyawa hukumnya haram. Sebab hadits-hadits di atas dapat diberlakukan pula untuk aktivitas mengedit foto makhluk bernyawa.

Wallahu aโ€™lam

Follow โฌโฌ
IG : @indonesiatanpapacaranbanten
FB : Indonesia Tanpa Pacaran Banten
Twitter : @itpabanten
.
#Diaryislami
#Dakwahislam
#Indonesiatanpapacaranbanten
#berbagipahala
#muslimhijrah
#berbagimanfaat
#pemburuakhirat
#Indonesiabertauhid
#Rasulallah
#NgajibarengITP
#Remajamasakini
#YukNgaji

Selasa, 02 Juli 2019

Parameter Ilmu


NOTULENSI KAJIAN ONLINE  ITP BANTEN 15 JUNI 2019
TEMA:   PARAMETER ILMU
Oleh : Herlinda
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab ุนู„ู…, masdar dari ุนู„ู…   ูŠุนู„ู…  ( dibaca 'alima - ya'lamu ) yang berarti tahu atau mengetahui. Secara bahasa ilmu adalah lawan kata bodoh/jahl. ... ilmu adalah keyakinan yang kuat yang tetap dan sesuai dengan realita. Atau ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal
Adapun hukum menuntut Ilmu itu wajib sebagaimana Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,
ุทูŽู„ูŽุจู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ููŽุฑููŠู’ุถูŽุฉูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ู…ูุณู’ู„ูู…
โ€œMenuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslimโ€ (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu โ€˜anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaamiโ€™ish Shaghiir no. 3913)
Tak ada Kesia-sia dalam melakukan kewajiban yang Allah perintahkan. Karena didalamnya ada kebaikan yang tentunya baik untuk kita dalam menjalakan kehidupan.
Keutamaan-Keutamaan Ilmu Dan Pemilik Ilmu
1.      Ilmu adalah kunci segala kebaikan
Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah perintahkan pada kita. baik perintah yang harus dilakukan maupun larangan. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.
2.      semua dilakukam harus dengan Ilmu
adapun ilmu duniawi. Karena hukum mempelajari ilmu duniawi itu tergantung pada tujuannya. Apabila digunakan dalam kebaikan, maka baik. Dan apabila digunakan dalam keburukan, maka buruk
3.      ilmu Menyebabkan Dimudahkannya Jalan Menuju Surga
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,
ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู„ูŽูƒูŽ ุทูŽุฑููŠู’ู‚ู‹ุง ูŠูŽู„ู’ุชูŽู…ูุณู ูููŠู’ู‡ู ุนูู„ู’ู…ู‹ุงุŒ ุณูŽู‡ู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽู‡ู ุจูู‡ู ุทูŽุฑููŠู’ู‚ู‹ุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู
โ€œBarang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.โ€ (HR. Muslim).
4.      Ilmu Adalah Warisan Para Nabi
sebagaimana dinyatakan oleh hadits,
ุงูŽู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู ูˆูŽุฑูŽุซูŽุฉู ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠููˆูŽุฑูู‘ุซููˆู’ุง ุฏููŠู’ู†ูŽุงุฑู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุฏูุฑู’ู‡ูŽุงู…ู‹ุงุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ูˆูŽุฑู‘ูŽุซููˆู’ุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽุŒ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽู‡ู ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุจูุญูŽุธูู‘ ูˆูŽุงููุฑู
                                        
โ€œPara ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.โ€ (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jamiโ€™ no. 6297).
5.      Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya Walaupun Dia Telah Meninggal
Disebutkan dalam hadits,

ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ุงู„ู’ุฅูู†ู’ุณูŽุงู†ู ุงู†ู’ู‚ูŽุทูŽุนูŽ ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูู†ู’ ุซูŽู„ูŽุงุซู: ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉู ุฌูŽุงุฑููŠูŽุฉูุŒ ุฃูŽูˆู’ ุนูู„ู’ู…ู ูŠูู†ู’ุชูŽููŽุนู ุจูู‡ูุŒ ุฃูŽูˆู’ ูˆูŽู„ูŽุฏู ุตูŽุงู„ูุญู ูŠูŽุฏู’ุนููˆ ู„ูŽู‡ู
 โ€œJika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknyaโ€ (HR. Muslim).
6.      Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu
 Allah berfirman:         ูˆูŽู‚ูู„ู’ ุฑูŽุจู‘ู ุฒูุฏู’ู†ููŠ ุนูู„ู’ู…ู‹ุง
โ€œDan katakanlah,โ€˜Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmuโ€œ. (QS. Thaaha [20] : 114).
7.      Yang Dipahamkan Agama Adalah Orang Yang Dikehendaki Kebaikan
Dari Muโ€™awiyah, Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจูู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ูŠูููŽู‚ูู‘ู‡ู’ู‡ู ููู‰ ุงู„ุฏูู‘ูŠู†ู

โ€œBarangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.โ€ (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).
Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syarโ€™i, tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan dengan syariโ€™at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-โ€˜Utsaimin dalam Kitabul โ€˜Ilmi (hal. 21).
8.      Yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang Berilmu
 Hal ini bisa direnungkan dalam ayat,
ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏูู‡ู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู
โ€œSesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulamaโ€ (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, โ€œSesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.โ€ (Tafsir Al-Qurโ€™an Al-โ€˜Azhim, 6: 308).
Para ulama berkata,    ู…ู† ูƒุงู† ุจุงู„ู„ู‡ ุงุนุฑู ูƒุงู† ู„ู„ู‡ ุงุฎูˆู
โ€œSiapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allahโ€.
9.      Orang Yang Berilmu Akan Allah Angkat Derajatnya
 Allah Taโ€™ala berfirman:

ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุงุชู..
โ€œโ€ฆNiscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajatโ€ฆโ€ (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

Hal yang disayangkan ternyata beberapa majelis ilmu sudah tidak memiliki daya magnet yang bisa memikat umat Islam untuk duduk di sana, bersimpuh di hadapan Allah untuk meluangkan waktu mengkaji firman-firman Allah โ€˜Azza wa Jalla dan hadist nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. Kita lebih senang menyia-nyiakan waktu bersama teman-teman, menghabiskan waktu di instagram, twitter, atau media sosial lain dibandingkan duduk di majelis ilmu. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah karena umat Islam belum mengetahui keutamaan dan keuntungan, mempelajari ilmu agama. Kita belum mengetahui untungnya duduk berjam-jam di majelis ilmu mengkaji ayat-ayat Allah. Kalau kita tidak mengetahuinya, kita tidak akan duduk di majelis ilmu. Karena fitrah manusia memang bertindak sesuai asas keuntungan. Faktanya, kalau kita tidak mengetahui keuntungan atau manfaat suatu hal maka kita tidak akan melakukan hal itu. Begitu juga dengan ibadah. Oleh karena itu, kita harus mengetahui keutamaan dan keuntungan menuntut ilmu














PERTANYAAN-PERTANYAAN
Nama : ewit widia
Asal : pandeglang
Grup : 3
Pertanyaan : afwan ukh ana izin beranya, menimba ilmu itu wajib dan menikah itu sunnah, berarti kita haru mengutamakan menimba ilmu meski umur kita sudah cukupm untuk menikah yah,? Syukron
JAWAB
Memang menimba ilmum adalahmm wajib. Bkn berarti harus mengkorbankan salah sat diantara kebaikan2 yg Allah perintahkan. Semisal antaram menuntut ilmu dan menikah. Mana dulu yg diutamakan ? ada jawaban ttg menikah
"Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.โ€ (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dhoโ€™ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)
Menikah itu fitrah manusia. Namanya, ada dlm diri manusia adalah Ghorizah nau' (naluri meneruskan keterununan) yaitu dlm islam dg cara menikah antara laki2 dan perempuan. Fitrah ini tak bs di elakkan/dihindari sudah dr sananya, sprti Nabi Adam dan Hawa. Jd memang ini adalah suatu ibadah sunah krna d lakukan oleh rosulullah dan ada jg dalilnya dlm Alquran.  Ini firman Allah Qs. Ar-rum : 21 (bisa cek sendiri yaa bunyi ayatnya)โ˜บ
Nah, soal menuntut ilmu tak ada laranganpun setelah menikah tak boleh menuntut ilmu. Atau sebaliknya sambil menuntut ilmu jg tak apa tlh menyandang gelar menikah. Bahkan, diharuskan kita sbg muslimah utk berilmu, terutama kita sbg ummu warobatulbait/ibu yg sbg madrasah pertama anak nntinya dirumah.
Jika mampu seimbang keduanya, maka sangat istimewa dilakukan. ... nah, jika sdh datang jodoh dan mampu menikah artinya mampu lahir dan batin, maka laksanakan utk menghindari fitnah dan pula adalah ibadah...Yg pasti, menuntut ilmu dr lahir sampai ke liang lahat... artinya tak ada batasan. Namun sebaliknya jika blm mampu utk menikah, maka syar'i utk meuntut ilmu dahulu dan berkarir, tentunya nanti tdk ke-enakan dlm karir dan melupakan ibadah menikah  "Menikah bisa berubah hukum juga menjadi wajib ketika kita sudah tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan membuat kita dekat dg zina..
Jd ga perlu dipilih salah satu, dua duanya dijalankan beriringan aja Ketika pun masih pada hukum asalnya yg sunnah.. Ya dua2nya tetep bisa beriringan." (dikutip dr teh @ratuikachairunnisa)


Nama : Isnaini
Asal : Binuang
Grup : 2
Pertanyaan : Menuntut ilmu kan bisa dari mana saja ukh , & sekarang kan banyak nya para ahli* & perbedaan pendapat , Bagaimana cara (tindakan) yg harus di lakukan agar tidak salah , dg anutan yg memang benar dg syariat Islam . Terimakasih? jazakillah ukh
Jawab
Caranya dg kita belajar kesana kemari...baca, dengar dan mengkaji. Adanya kekeliruan krna kita faqir ilmu.  Allah yg akan tuntun dan tunjukkan kita yg benar stlh kita mau mencari ilmunyaโ˜บ tentunya dipondasi dg keimanan dan masuk akal. Bagaimana pondasinya. Ya dekati Allah. Ibadah mahdhoh ya tentunya tak trtinggal. Sprti sholat, puasa, mengaji alquran dsb... dan brdoa agar diberi petunjuk agar d jln yg lurus dlm memutuskan sgla perkara โ˜บ makanya ngaji yuk #YukNgaji
Tak bs kita memutuskan perkara mana yg baik atau buruk. Benar atau salah, jika tak ada ilmu yg dimiliki Tinggal. Lihat saja sesuai dg quran dan sunnah ga.. Standar kita kan quran sunnah. Klo apa yang dia sampaikan sesuai quran dan sunnah. Ambil. Jika ternyata tanpa dalil yg kuat tinggalkan. Akal kita bisa berpikir.
Nama : Aulia Putri
Grup : 1
Pertanyaan :  Saya ingin bertanya, bagaimana caranya agar ilmu itu bisa bermanfaat bagi kita dan bisa menerapkannya,, karena skrng2 bnyk yg bljar di skolah2 itu cm ngedengerinm masuk kuping kanan kluar kuping kiri gtu..saya minta tipsnya ukh..?
Jawab
Tentunya agar ilmu itu bisa bermanfaat dan bs diterapkan. Maka, jelas hrsn ada keberkahan yg hrs kita peroleh dlm menuntut ilmu. Yaitu dg cara :
1. Luruskan niat, bhwa menuntut ilmu adlh wajib
2. Mencari ilmu harus dg adab . Seperti membaca doa sblm dan sesudah belajar. Dimulai dr baca isti'adhah (a'udzubillahiminasyaitonnirojiim) dan baca doa bljr (robbijidni 'ilman warzuqni fahman). Diusahakan kita dlm keadaan suci/berwudhu ya. atau klo bljr d sekolah mulai pagi bisa sholat dhuha dahulu sblm masuk kelas (*tnpa telat kelas ya)โ˜บ
4. Adab pd guru sangat diperhatikan. sebab keberkahan ilmu yg kita peroleh itu slh satunya krna ridho guru kita
4. Langsung diamalkan. dan pegang prinsip "sebaik2nya org adlh yg brmanfaat utk org lain". Bisa kita diskusi dg tmn kita ttg ilmu pljaran yg tlh d bahas. Diskusi jd slh satu cara utk kita ingat dg pelajaran/ilmu. Mengamalkan ke org lain itu tak mesti kita hrs bisa banget dahulu, bs sambilan.. krna d situlah kita belajar agar lbh bisa. ktika kita bs berbagi ilmu pd org lain, maka sdh dikatakan ilmu itu sdh brmanfaat bagi kita. Dan tentunya tak akan brkurang ilmu yg kita miliki melainkan sebaliknya. โ˜บ
Nama : siti maskanah
Asal : link.kubil bhayangkara
Grup : 02
Pertanyaan : gimana ya cara ngasih saran untuk teman yang kuliah tujuannya agar tidak di pandang sebelah mata dan dia lebih mengutamakan ilmu kuliah di banding hafalan al- qur'an..
Ya memang semestinya, dim lembaga pendidikan trmasuk kuliah harus tetap dlm syariat islam artinya tdk mengenyampingkan ilmu agama bhkan sampai melupakan alquran yg jelas2 pedoman hidupnya. Hm inilah dunia sekarang ๐Ÿ˜Œ kecintaan manusia pada dunia sungguh luar biasa pdhal hanya sementara-
Jangan bosan utk berikan saran ya ukh pd tmnnya, kalimat yg sama trulang2 tak masalah diungkapkan... jgn jauhi ia, berikan contoh jg pdnya. bs diberikan pemahaman bahwa hidup kita hnya milik Allah, akan kmbli pd Allah. 7an hidup d dunia beribadah kpd Allah (Qs. Azzariyat : 56) artinya pedoman hidup ya alquran, amalkan isinya. sgt bagus jika hafal. matakuliah bkn yg akan d tanya d akhirat kelak. Namun, mmpelajarinya adalah utk dunia. Boleh dan tdk dilarang utk mmbuka gerbang dunia... tapi harus punya kuncinya yaitu Alquran๐Ÿ˜Š
"Jika kamu ingin dunia maka Allah akan kasih" tapi jika kamu inginkan akhirat maka Allah akan kasih dunia dan akhirat".